Membaca Al Qur‘an jelas berbeda dengan bernyanyi. Keindahan lantunannya mengalahkan segala bunyi yang ada. Meski berbeda dengan lantunan lagu, Al Qur‘an sendiri pun memiliki tempo bacaan yang dibagi menjadi empat tingkatan.
Kita tentu pernah mendengar qori’ yang membaca Al Qur‘an dengan cepat. Padahal jelas diterangkan dalam Al Qur‘an Surat Al-Muzammil ayat 4,
وَرَتِّلِ الْقُرْاٰنَ تَرْتِيْلًا
“Dan bacalah Al-Qur’an itu dengan perlahan.”
Ahli tajwid sendiri dalam hal ini telah menyepakati tingkatan bacaan dalam Al Qur‘an (مراتب القراءة), termasuk membaca Al Qur‘an dengan cepat, asalkan bacaan yang cepat itu masih sesuai dengan kaidah tajwid. Karena hukum membaca Al-Qur’an sesuai dengan kaidah ilmu tajwid itu adalah fardlu ‘ain atau wajib. Empat tingkatan tersebut antara lain:
Tartil (الترتيْل)
Tartil adalah tingkat atau tempo bacaan yang perlahan-lahan (tenang), melafazkan setiap huruf dengan makhrijul huruf (tempat keluar huruf hijaiyyah), sifat huruf, dan hukum bacaan secara baik dan benar (optimal), disertai merenungi makna dengan khidmat.
Cara membaca seperti ini biasanya dilakukan sewaktu sholat.
Tahqiq (التحقيْق)
Tahqiq adalah tingkat bacaan seperti tartil tetapi lebih tenang dan perlahan. Gambarannya seperti ketika seseorang sedang membaca ayat sembari membetulkan bacaan makharijul huruf (tempat keluar huruf hijaiyyah), menepatkan kadar bacaan panjang satu alif (mad) dan dengung (ghunnah).
Cara seperti ini biasa dilakukan sewaktu mengajarkan membaca Al Qur’an supaya dapat melatih lidah, bibir, dan perangkat penyebutan lainnya dalam menyebut huruf dan sifat-sifat huruf secara tepat.
Hadr (الحدر)
Hadr adalah tingkat atau tempo bacaan yang cepat dengan tetap memperhatikan hukum-hukum bacaan tajwidnya. Temponya ini lebih cepat dibanding tadwir.
Tingkat bacaan ini biasanya ditemui bagi yang telah menghafal Al Qur’an, supaya dapat mengulangi bacaannya dalam masa yang singkat atau ketika melatih hafalan saat setoran kepada guru. Cara seperti ini juga biasa dilakukan saat sema’an.
Tadwir (التدوير)
Tadwir adalah tingkat atau tempo bacaan yang sedang (pertengahan) antara tingkat bacaan hadr dan tartil.
Dari keempat tingkatan membaca Al Qur’an tersebut, menurut Imam Abu Hamid al-Ghozaliy, membaca Al-Qur’an dengan tartil adalah yang disunnahkan, baik qori’ mengerti artinya atau tidak. Bacaan tartil selain memang diperintahkan oleh Allah dalam Alquran Surat Al-Muzammil ayat 4, juga akan terasa lebih hormat dan meresap ke dalam hati.
Selain itu, disebutkan membaca dengan tartil lebih utama karena turunnya Al Qur’an itu dengan tartil atau perlahan-lahan. (nin)
sumber: https://griyaalquran.id/perlu-tahu-empat-tempo-tingkatan-membaca-al-quran/